Senin, 24 Oktober 2011

" NYALAKAN LILIN DALAM KEGELAPAN ( MENGAJAR ) "

       Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun.Ini negeri besar dan akan lebih besar.  Nyalakan lilin, lakukan sesuatu.Kami mengajak dan merekrut putra-putri terbaik negeri ini, para calon pemimpin di segala bidang, untuk mengabdikan satu tahun masa mudanya dengan mengajar di sebuah Sekolah Dasar di desa terpencil dan tertinggal di pelosok Nusantara. 

         Anak-anak Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia serta pemahaman empatik yang mendalam laksana akar rumput meresapi tanah tempatnya hidup.Dengan kompetensi global, Indonesia akan sanggup bersaing di tingkat dunia. Sementara itu, dengan pemahaman akar rumput, Indonesia akan sanggup berpijak dan mengabdi bagi kepentingan nasionalnya, demi memenuhi semua janji kemerdekaan bagi rakyatnya.

        Negri ini mengajar menempatkan sarjana-sarjana terbaik di pelosok negeri. Kehadiran mereka adalah untuk mengajar, mendidik, menginspirasi dan menjadi jembatan bagi masyarakat desa-desa terpencil dengan pusat-pusat kemajuan. Di pelosok negeri, para Pengajar Muda (guru-guru tersebut) akan memiliki kawan baru, rumah baru, dan keluarga baru. Kelak, desa-desa tersebut akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan para calon pemimpin tersebut.Pengajar Muda akan meninggalkan ilmu, inspirasi dan kenangan di masyarakat desa di pelosok negeri. Tanda pahala para Pengajar Muda akan membekas di setiap prestasi anak-anak dan di setiap kemajuan di desa-desa tempat mereka pernah tinggal. Indonesia Mengajar yakin bahwa semua itu adalah rajutan erat yang akan menguatkan tenun kebangsaan kita.

    MENGAJAR merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya  pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji  apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya  dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi  pengajaran  dalam  konteks  belajar  mengajar  diarahkan untuk  pengembangan  aktivitas  siswa  dalam  belajar.